Selasa, 12 Januari 2016

laporan ikhtiologi

BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar belakang
Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu “Ichthyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu. Ichtyologi adalah suatu ilmu yang khusus mempelajari tentang ikan dan segala aspek kehidupan ikan yang meliputi taksonomi, biologi (morfologi, anatomi, fisiologi, genetika, reproduksi, dll) dan ekologi (struktur komunitas, populasi, habitat, predator, dan persaingan serta penyakitnya) (Rahardjo, 1985).
 Ikan merupakan binatang vertebrata yang berdarah dingin (poikiloterm), hidup di dalam lingkungan air, pergerakan dan keseimbangan tubuhnya terutama menggunakan sirip dan umumnya bernafas dengan insang. Setiap jenis ikan memiliki ciri-ciri taksonomi biologis dan ekologis yang spesifik meskipun ada beberapa kemiripan ikan yang merupakan objek dalam mata kuliah ichtyologi, dalam mempelajarinya diperlukan pendekatan baik secara kasat mata (ekternal anatomy), bagian dalam tubuh (internal anatomy) dan organ tambahan yang dimiliki oleh beberapa jenis ikan. Struktur internal dan eksternal ikan memberi gambaran bentuk tubuh dan bagian tubuh ikan yang akan menunjukkan pola makan, membedakan jenis kelamin, dan diagnosis penyakit. Ichtyologi mampu memberikan gambaran ikan secara lengkap kepada dunia perikanan baik secara external maupun internal, tidak hanya sekedar anatomi ikan saja. Oleh karena itu banyak kepentingan dunia perikanan yang dipelajari dan dipecahkan dengan bersumber dari ichtyologi (Rahardjo, 1985).
2.1              Tujuan
Tujuan dari  praktikum ikthiologi ini yaitu sebagai berikut :
Untuk mengetahui morfologi ikan cakalang (k.pelamis)
Untuk mengetahui morfometrik dan meristik pada ikan cakalang (k.pelamis).
3.1              Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
a)                  Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal morfologi ikan, dan letak posisi bagian luar tubuh ikan secara in situ.
b)                  Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui metode atau cara mnghitung berbagai ukuran ikan sebagai referensi dalam identifikasi dan kuantifikasi ikan.
c)                  setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa mengetahui struktur penutup tubuh ikan, kulit dan derivat-derivatnya, seperti sisik, jari-jari sirip, lendir, scute, keel dan kelenjar racun.
d)                 Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa dapat mengamati letak bagian-bagian alat yang digunakan dalam proses pernafasan yang meliputi insang serta ada atau tidaknya alat pernafasan tambahan yang biasanya erdapat pada beberapa jenis ikan tertent
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Klasifikasi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Klasifikasi cakalang menurut Rajabnadia (2009) adalah sebagai berikut :
            Kingdom   : Animalia
                     Phylum : Vertebrata
                                 Class : Teleostoi
                            Ordo : Perciformes
                                                Famili : Scombridae
                                                       Genus : Katsuwonus
file:///D:/materi%20iktiologi/Diskripsi%20Dan%20Marfologi%20Ikan%20Cakalang%20(Katsuwonus%20pelamis)%20-%20www.hewanlaut.info_files/ikan-cakalang-skipjack.jpg                                                                Species : K. Pelamis


                                                    Ikan Cakalang (k.pelamis)
2.2              Morfologi Ikan Cakalng (Katsuwonus pelamis)
Ikan cakalang memiliki tubuh  yang membulat atau memanjang dan garis lateral.  Ciri  khas  dari  ikan  cakalang  memiliki  4-6  garis  berwarna  hitam  yang  memanjang di samping bagian tubuh. Ikan cakalang pada umumnya mempunyai berat sekitar 0,5 – 11,5 kg serta panjang sekitar 30-80 cm. Ikan  cakalang mempunyai  ciri-ciri  khusus yaitu  tubuhnya  mempunyai bentuk  menyerupai  torpedo  (fusiform),  bulat  dan  memanjang, serta mempunyai gill  rakers (tapis  insang)  sekitar 53-63  buah. Ikan  cakalang  memiliki  dua  sirip 6 punggung yang letaknya terpisah. Sirip punggung pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, pada sirip punggung perut diikuti oleh 7-9 finlet. Terdapat sebuah rigi-rigi (keel) yang sangat kuat diantara dua rigi-rigi yang lebih kecil pada masing-masing sisi dan sirip ekor (Matsumoto et al 1984).
2.3              Anatomi Ikan Cakalang
Tubuh berukuran besar, berbentuk fusiform (lebar di bagian tengah dengan ujung-ujung menyempit). Memiliki 2 sirip dorsal/punggung dan 2 sirip perut. Di belakang sirip punggung dan sirip perut terdapat sederetan sirip-sirip kecil yang disebut finlet berjumlah 7-10 finlet. Tubuhnya tertutup oleh sisik yang sangat kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya. Sisik berukuran besar juga ada namun jarang nampak. Tanda sisik besar membentuk semacam lingkaran pada bagian belakang kepala. Hati tuna beberapa kali lebih besar daripada hati ikan lainnya dan lebih mirip dengan hati mamalia
2.4              Kebiasaan Makan Ikan Cakalang
Cakalang termasuk ikan  perenang cepat dan mempunyai sifat makan yang rakus. Ikan jenis ini sering bergerombol yang hampir bersamaan melakukan ruaya disekitar pulau maupun jarak jauh dan senang melawan arus, ikan ini biasa bergerombol diperairan pelagis hingga kedalaman 200 m. Ikan ini mencari makan berdasarkan penglihatan dan rakus terhadap mangsanya. Gerombolannya terbentuk bersama spesies lain, terdiri dari 100 sampai 5.000 ekor. Termasuk predator oportunistik dengan jenis makanan dari ikan kecil (Clupeidae dan Engraulidae), Cumi-cumi, Crustacea sampai Zooplankton.
Kebiasaan cakalang bergerombol sewaktu dalam keadaan aktif mencari makan. Jumlah cakalang dalam suatu gerombolan berkisar beberapa ekor sampai ribuan ekor. Individu suatu schooling cakalang mempunyai ukuran yang relatif sama. Ikan yang berukuran lebih besar berada pada lapisan yang lebih dalam dengan schooling yang kecil, sedangkan ikan yang berukuran kecil berada pada lapisan permukaan dengan kepadatan yang besar. Ikan cakalang ukuran besar berbeda kemampuan adaptasinya dengan ikan cakalang ukuran kecil dalam mengatasi perubahan lingkungan. Dengan mengetahui ukuran ikan cakalang, maka dapat melihat sebagian sifat-sifatnya dalam mengatasi perubahan lingkungan.Di perairan Indonesia terdapat hubungan yang nyata antara kelimpahan cakalang dengan ikan pelagis kecil serta plankton. Dengan semakin banyaknya ikan kecil dan plankton, maka cakalang akan berkumpul untuk mencari makan. Ikan cakalang mencari makan berdasarkan penglihatan dan rakus terhadap mangsanya. Cakalang sangat rakus pada pagi hari, kemudian menurun pada tengah hari dan meningkat pada waktu senja.     
2.5              Taksonomi Ikan Cakalang
Cakalang adalah ikan pelagis yang merupakan perenang cepat (good swimmer) dan mempunyai sifat rakus (varancious). Ikan ini melakukan migrasi jarak jauh dan hidup bergerombol dalam ukuran besar. Bentuk tubuhnya digolongkan dalam bentuk torpedo, yaitu badan fusiform, bagian kepala sangat tebal, ramping dan kuat kearah ekor dan sedikit pipih pada bagian samping. Penangkpan ikan cakalang dapat dilakukan dengan pole and line, hand and line dan tonda (Ayodya,1981)
BAB III
 METODE PRAKTIKUM

3.1              Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu 5 Desember 2015 Pukul 08.00 Sampai 11.30 Bertempat di taman Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanin Universitas Negeri Gorontalo.
3.2              Alat Dan Bahan
Alat yang di gunakan pada saat kegiatan praktikum adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan pada praktikum ikhtiologi
No

Alat

Fungsi

1

Tisu Kering
Digunakan untuk  mengeringan tubuh ikan, agar mudah dalam melakukan pembedahan dan perhitungan sisik.
2
Tisu Basah
Di gunakan untuk membersihkan alat dari kotoran berupa darah ikan pada saat membedah
3
Kaca Pembesar
Digunakan untuk membantu dalam melihat hal-hal yang kecil seperti menghitung jumlah sisik dan sirip ikan
4
Talenan
Digunakan untuk meletakan ikan yang akan di bedah
5
Ember
Digunakan untuk meletakan ikan sebelum dan sesudah dibedah
6
Pisau
Digunakan untuk membeda ikan
7
Mistar
Digunakan untuk mengukur panjang dan lebar ikan
8
Pinset
Digunakan dalam melakukan perhitungan sisik, sirip dan dll.

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada praktikum
No
Bahan
Fungsi
1
Ikan cakalang
Bahan yang akan di bedah
2

Air
Media yang di gunakan untuk meletak ikan agar tetap segar sampai pembedahan

3.3              Prosedur Kerja
1.      Morfologi Ikan
Prosedur kerja pada pengamatan morfologi ikan cakalang adalah sebagai berikut:
a)      Meletakkan ikan yang akan diamati di atas talenan
b)      Mengamati bentuk morfologi tubuh ikan yang diamati
c)       Menggambar hasil pengamatan dan mencatat bagian-bagiannya.
d)      Mengulangi langkah-langkah di atas pada jenis ikan-ikan yang lainnya.
2.      Pengukuran Morfometrik Ikan
Prosedur kerja pada pengukuran morfometrik ikan cakalang adalah sebagai berikut:
a)      Meletakkan ikan yang akan diamati di atas talenan
b)      Mengukur ikan, yaitu mengukur panjang tubuh, tinggi tubuh, dan lebar tubuhnya.
c)       Mencatat hasil pengukuran pada table yang telah disediakan
d)     Mengulangi langkah-langkah di atas pada jenis ikan-ikan yang lainnya.

3.      Sistem Integumen
Prosedur kerja pada sistem integumen ikan cakalang adalah sebagai berikut:
a)      Meletakkan ikan yang akan diamati di atas talenan
b)      Mengamati bagian-bagian luar yang membungkus tubuh ikan
c)       Mencatat hasil pengamatan
d)      Mengulangi langkah-langkah di atas pada jenis ikan-ikan yang lainnya.
4.      Sistem Pernafasan
Prosedur kerja pada pengamatan sistem pernafasan ikan cakalang adalah sebagai berikut:
a)      Melatakkan ikan yang akan diamati di atas talenan
b)      Melepaskan insang ikan yang diamati
c)      Mengamati dan menggambar bentuk insang ikan
d)     Menentukan dan mencatat bagian-bagian insang ikan tersebut
e)      Mengulangi langkah-langkah di atas pada jenis ikan-ikan yang lainnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN



4.1              HASIL
Mengenal morfologi ikan.




Gambar 1. Morfologi ikan
Tabel 1. Morfologi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis)


PARAMETER
JENIS IKAN
Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Bentuk tubuh
Pipih
Bentuk mulut
Dapat disembulkan
Posisi mulut
Subterminal
Mulut disembulkan (dapat / tidak)
Dapat
Bentuk sirip ekor
Sabit
Posisi sirip V terhadap P
Abdominal
Tipe sirip D (tunggal /ganda)
Ganda
Kelengkapan LL
Ada
Sirip V (ada/tidak)
Ada
Ciri khusus
Finilet
Operkulum
Ada
Preoperkulum
Ada
Sirip P (ada/tidak)
Ada

Morfometrik dan meristik ikan bertujuan untuk mengetahui bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan.
Tabel 2. Ciri morfometrik ikan                        
No
Bagian tubuh yang
Diukur
Jenis ikan
Persentase
1.
Panjang total
35 cm
100 %
3.
Panjang baku
36 cm
1.05 %
4.
Panjang kepala
11 cm
0.09 %
5.
Panjang predorsal
17 cm
0.23 %
6.
Panjang batang ekor
9 cm
0.66 %
7.
Tinggi badan
9,5 cm
0.07 %
8.
Tinggi batang ekor
1 cm
8.16 %
9.
Tinggi kepala
8 cm
3.34 %
10.
Lebar kepala
2,5 cm
0.005 %
11.
Lebar badan
1,5 cm
0.001 %
12.
Panjang hidung
3 cm
0.007 %
13.
Panjang bagian kepala di belakang mata
6 cm
0.02 %
14.
Lebar ruang antar mata
3 cm
0.007 %
15.
Diameter mata
2 cm
0.003 %
16.
Panjang rahang atas
5 cm
0.02 %
17.
Panjang rahang bawah
4 cm
0.01 %
18.
Lebar bukaan mulut
3 cm
0.007 %
19.
Tinggi di bawah mata
2,5 cm
0.005 %
20.
Panjang dasar sirip punggung
2,5 cm
0.005 %
21.
Panjang dasar sirip anal
3 cm
0.007 %
22.
Tinggi sirip punggung
5 cm
0.02 %
23.
Panjang sirip dada
5,5 cm
0.02 %
24.
Panjang sirip perut
4 cm
0.01 %





Tabel 3. Lembar kerja ciri meristik
No
Parameter
Jenis Ikan
1.
Jari-jari sirip keras :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V

D.V
C1. IV. C2. V
A.V
P.VI
V.III
2.
Jari-jari sirip lemah :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V

D. 10
C1. 17 .C2 16
A.15
P.22
V.14
3.
Perumusan sirip :
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V

D.V.10
C.IV-V.C.17-16
A.V.15
P.VI.22
V.III.14
4.
Jumlah sisik :
Pada LL
Di bawah LL
Di atas LL

61
70
56
5.
Jumlah sisik predorsal
-
6.
Jumlah sisik pipi
-
7.
Jumlah sisik keliling badan
254
8.
Jumlah sisik batang ekor
-
9.
Jumlah tapis insang :
Bagian bawah
Bagian atas

116
284
10.
Jumlah finlet
-

Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem integumen bertujuan untuk mengenal sistem yang berhubungan dengan derivate kulit dan warna pada ikan. (Tipe sisik, warna kulit,organ cahaya dan lendir serta kelenjar racun)



Gambar 2. Tipe  Sisik badan  ikan
Organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah.


Gambar  4. Lambung dan usus ikan dan organ – organ lainnya
Tabel  4. Lembar kerja sistem pencernaan ikan
Tipe organ pencernaan
Panjang
Rasio
Gigi
Lambung
Usus
Tubuh(A)
Usus (B)
A/B X 100 %
Gergaji
karnivora
Karnivora
35 cm
13 cm
269 %







Gambar  5. Insang  ikan
Tabel 5. Lembar kerja sistem pernapasan
Jumlah lembar insang
Jumlah filamen insang
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
4

400
460


4.2     PEMBAHASAN
4.2.1        Morfologi Ikan Cakalang (K. pelamis)
Ikan cakalang (K. pelamis) mempunyai bentuk tubuh menyerupai torpedo. Bentuk yang demikian sangat mempengaruhi kecepatan renang dari ikan cakalang sebagai ikan pelagis. Cakalang mempunyai dua sirip punggung, yaitu sirip punggung yang terletak di dekat anterior dan sirip punggung yang terletak di bagian posteriornya. Sisik ikan cakalang hanya ada pada bagian punggungnya, namun jumlahnya sangat sedikit dan hampir tidak tampak jika tidak diperhatikan secara seksama.
Tempat hidup ikan sangat mempengaruhi bentuk morfologi tubuhnya. Hal ini disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan kebiasaan dari ikan tersebut. Pada ikan-ikan pelagis (ikan yang hidup di daerah permukaan perairan), bentuk tubuhnya cenderung lebih lonjong dan bulat daripada bentuk tubuh ikan yang hidupnya di bagian dasar perairan (ikan komersal). Ikan pelagis lebih lonjong karena untuk memudahkannya dalam melakukan pergerakan, utamanya berpengaruh pada kecepatan renangnya.
4.2.2        Pengukuran Mofometrik
Bentuk dan ukuran dari setiap jenis ikan berbeda-beda. Perbedaan ini biasa digunakan dalam proses pengklasifikasian dan penggolongan suatu jenis ikan. Untuk dapat mengetahui perbedaan ukuran tubuh setiap jenis ikan, tentu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan data mengenai ukuran tubuh ikan tersebut. Dalam Rajabnadia (2009) dijelaskan bahwa Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor.
Pada pengamatan yang dilakukan dalam praktikum ini, bagian-bagian tubuh ikan yang diukur yaitu panjang total tubuh ikan, panjang baku, tinggi badan, panjang batang ekor, tinggi batang ekor, tinggi sirip punggung atau dubur, panjang jari-jari sirip, panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang, panjang kepala, lebar kepala, dan lebar pembukaan mulut ikan tersebut.
Pengukuran yang dilakukan pada ikan cakalang (Katsuworis pelamis), diperoleh data yaitu panjang total : 35 cm, panjang baku : 36 cm, tinggi badan : 9,5 cm, panjang batang ekor : 9 cm, tinggi batang ekor : 1 cm, panjang kepala : 11 cm, lebar kepala : 2,5 cm, dan lebar pembukaan mulutnya : 3 cm.
4.2.3        Pengukuran Meristik Ikan
Menurut Affandi et al. (1992), karakter meristik pada ikan bertulang sejati,terdiri dari jari-jari sirip keras yang tidak beruas, tidak mudah dibengkokkan, danjari-jari lemah yang bersifat transparan, beruas dan mudah dibengkokkan.
Adapun pengukuran yang di lakukan pada ikan cakalang (Katsuworis pelamis) jari-jari  sirip keras dapat di rumuskan dengan mengunakan angka romawi  sirip D.V Cm,  sirip ekor : CI IV C2 V  sirip Dubur : A.V cm,   sirip dada : P.VI cm  dan  sirip perut  V.III cm,   sedangkan pada jari jari sirp lemah  dapat di rumuskan dengan angka : Sirip D :  DI – D2.10 cm,  Siripn C : CI.17- C2.16 cm, Sirip Dubur : A.15 cm, Sirip Dada : P.22 cm dan pada Sirip perut V.14 cm. adapun jumblah pada bagian sisik: pada garis LL 61 cm, pada bagian bawa LL : 70 cm dan pada bagian atas LL 56 cm.
4.2.4        Sistem Pencernaan Ikan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus,kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.Saluran pencernaan terdiri dari banyak organ, antara lain
Adapun tipe organ pencernaan pada ikan cakalang (K. pelamis) memiliki gigi yang berbentuk gergaji, sedangkan padu usus dan lambung berbentuk karnivora di mana ikan cakalang tersebut di golongkan hewan pemakan daging.
4.2.5        Sistem pernapasan
Pernafasan adalah proses pertukaran oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) antara organisme dengan lingkungannya atau proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida dalam suatu oreganisme. Alat pernafasan pada ikan secara umum adalah insang dengan pengecualian pada beberapa jenis ikan yang mempunyai alat pernafasan paru-paru selalu mengguakan insang (Rajabnadia, 2009).
Adapun perhitungan pada kedua lembar insang pada ikan cakalang, memiliki 4 jumbalah tapis insang yang sama, di sebelah kanan 4 tapis insang, sedangkan yang terletak pada bagian kiri juga memiliki 4 tapis insang, kemudian pada jumbla filament insang pada sebelah kanan 400 filamen  dan pada sebelah kiri memiliki 460 filamen
BAB V
PENUTUP

5.1        Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini serta pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Ikan cakalang memiliki tubuh yang membulat atau memanjang dan garis lateral.  Ciri khas dari ikan cakalang memiliki  4-6  garis  berwarna  hitam  yang  memanjang di samping bagian tubuh, dan adapun hasil yang di peroleh pada mofometrik pada ikan cakalang sebagai berikut:
Pengukuran yang dilakukan pada ikan cakalang (Katsuworis pelamis), diperoleh data yaitu panjang total : 35 cm, panjang baku : 36 cm, tinggi badan : 9,5 cm, panjang batang ekor : 9 cm, tinggi batang ekor : 1 cm, panjang kepala : 11 cm, lebar kepala : 2,5 cm, dan lebar pembukaan mulutnya : 3 cm.
5.2       Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masi banyak kekurangan dan kelemahan, maka dari itu saya mengharapkan kiranya teman-teman ataupun Asdos, dapat memberikan kiritikan atau saran yang nantinya akan berguna untuk memperbaiki hasil dari laporan yang saya buat ini sehinganya bias bermanfaat bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA


Alamsjah, S. 1974. Ichthiyologi Sistematika (Ichthyologi – I). Proyek Peningkatan/Pengembangan Perguruan Tinggi, IPB

Dari website:http://bmcbopal.blogspot.co.id/2015/02/laporan-ikhtiologi.html / diakses 7-12-2015 pukul 19.30

Djuanda, T. 1981. Taksonomi, Morfologi, dan Istilah-istilah Teknik Perikanan. Akademis Perikanan, Bandung

Rahadjo, M.F. 1985. Ictiologi Sebagai Pedoman Kerja Praktikum. IPB, Bogor
Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo. Kendari.

Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan cakalang. Bina Cipta:   Jakarta.



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar